Selasa, 02 Agustus 2022

HAPPY 58th ANNIVERSARY, SMANSADE

 


On August 1st, 2022 my school had it’s 58th anniversary. It was a ceremony full of joy and happiness. The ceremony lasted for almost a week. It began with some competitions, either physics or thought from Tuesday to Friday. 



On Sunday, there was a music concert. The School Organization called OSIS managed to get Guyon Waton, a famous Javanese Band to entertain us. The students were very happy singing and dancing with them. The peak of the ceremony was on Monday,


 August 1st, when everybody joined the morning walk followed with breakfast and dorprize distribution. We go a lot of dorprizes from alumneae. There were bicycles, refrigerators, washing machines, gas stoves, fans, and many more. Everybody was very happy and contented.

Happy anniversary, my school. Get the soul on fire!

Look at the tik-tok link HERE.

Rabu, 20 Juli 2022

MEDIEVAL TIMES DINNER AND TOURNAMENT

 



Day 4, Thursady.
We were still on jetlag. Or, it was me.

Pukul 5 sore, sesudah kelas, kami diminta mempersiapkan diri untuk pergi ke suatu tempat. Ada 4 atau 5 School Bus sudah menunggu kami di depan lobby Hotel NIU. Kami pun bergegas memilih bis mana yang akan kami tumpangi.

As usual, aku menghitung siswa yang aku dampingi. 2 orang cowok berada satu bis denganku dan 3 orang cewek bergabung dengan tim Malaysia dan Singapura.
Bus sekolah berwarna kuning itu segera membawa kami keluar dari lingkungan NIU. Gedng-gedung tua peninggalan-entah tahun berapa-segera kami tinggalkan. 

Entah berapa jarak yang kami tempuh, karena aku segera tertidur ketika bus mulai bergerak. 

I have told you, I was still on jet lag. 

Karena begitu bus berhenti, aku pun terbangun dan mendapati sebuah gedung dengan fasad-tampilan muka-ala-ala kastil. 
Aku masih berfikir kalau kami berada di lingkungan kastil atau bangunan tua seperti halya gedung-gedung di NIU. Tapi ternyata, tidak.
Kami bukanah sautu-satunya rombongan yang datang ke gedung tersebut. Ada banyak rombongan lain yang datang bersama kami, sehingga kami harus antre memasuki bagian dalam gedung yang ternyata adalah sebuah arena. Ya, di dalam gedung tersebut terdapat sebuah arena berbentuk oval yang dikelilingi oleh meja-kursi disepanjang tepiannya dan menghadap ke arah arena.
Kami segera menuju kearah yang di tunjukkan oleh para waiter dan waitress. Pada bagian ujung lapangan, di dekat sebuah mimbar.
Setelah kami duduk, para waiter tadi menawari kami beberapa menu.
"We have dragon egg with and dragon leg foe the main course, and soup for the appertizer. And there are soda for the beverage.

Telur naga dan kaki naga?
Ih, wow.

Aku sangat penasaran dengan menunya.
Dan sangat terkejut melihat apa yang di sajikan kemudian.
Ada sebuah kentang utuh panggang besar yang masih di balut alumunium voil, yang katanya, dragon egg, hahaha...
dan potongan kaki ayam yang sangat besar, Itu dragon leg ya? 
Ada-ada saja.
Sesaat kemudian, pertunjukanpun segera di mulai. Seluruh penerangan di arena besar tersebut di matikan selama beberapa saat. Sebuah lampu menyorot ke arah mimbar di ujun arena, tempa timana para Raja dan Ratu berada. Ya, live show ini adalah sebuah pertunjukan berlatar abad pertengahan dimana terdapat raja, ratu, dan para kesatria. Pertunjukan tersebut mencerkan tentang perjuangan seorang kesatria dalam memenangkan hari putri pujaan harinya melalui sebuah sayembara. 

Orang Amerika selalu punya cara untuk akhir dari sebuah cerita. Yah, ending pertunjukan tersebut sungguh berbeda dari ekspektasiku.
jangan tanya ceritanya tentang apa. Aku sudah lupa, hahaha.

Well, semua hal ini selalu membuatku bersyukur. Bersyukur atas kesempatan mengunjungi tempat yang jauh dan indah.
Selalu bersyukurlah agar Allah juga selalu menambah nikmatmu.

Cheers!


Minggu, 10 April 2022

MIDNIGHT PRINCE By Titi Sanaria, sebuah review buku

Setelah lumayan sibuk dengan berbagai kegiatan, akhirnya aku punya waktu lagi untuk membaca buku. Aku tidak pernah main-main dalam semua hobi-ku, apalagi yang satu ini. Ketika rasa penasaran sudah mencapai puncaknya, aku akan menuntaskannya bagaimanapun caranya.
Seperti kriminal saja yang menghalalkan segala cara ya?

Not exactly similar, sih.
Persamaannya itu ya cuman di -harus selesai- bacanya.

What do we read now?

Aku menemukan buku ini di wattpad.
Entah bagaimana awalnya, aku membaca cerita ini dan suka. Dan aku sangat terganggu ketka belum selesai, tapi certanya sudah di hold dengan alasan penerbitan. Akhirnya, aku pun ke toko google book dan menemukan buku ini.

Hargannya aku beli kurang dari lima puluh ribu karena ada diskon.
Dan mulailah aku meneruskan membacanya.

Novel Miss Titi ini bercerita tentang seorang dokter dengan larat belakang yang lumayan menyedihkan. Tapi, se-sedih-sedihnya seorang dokter, atau seseorang yang bisa sekolah kedokteran, masih sedih dong, orang yang tidak bisa melanjutkan sekolahnya. 

Baik, dokter yang kita bicarakan ini bernama Mika, yang bekerja pada sebuah rumah sakit swasta terkenal dengan latar belakang balas dendam. Balas dendam tidak harus selalu membunuh secara harfiah, kan? Balas dendam bisa berupa mental shock yang akan membayang-bayangi kehidupan si korban selama hidupnya. Itu yang ingin dilakukan.

Tapi, alih-alih dendamnya terbalaskan kepada para 'mush-musuh'-nya, malah dia sendiri yang terjebak persaan terlarang kepada korbannya.
Aduh, gimana sih, ceritanya, Ma'am?

Penasaran?

Baca sendiri dong...

Talking about the technique.
Saya suka gaya penulisan Miss Titi dalam novel ini. Meskipun dalam prakatanya, Miss Titi mengatakan bahwa novel ini di tulis dalam waktu dua minggu, saya salut atas alur yang jelas. Mungkin karena waktu penulisan yang sangat singkat yang membuatnya menjadi lebih clear dan nyata, ya? Dan yang pasti, alurnya jelas. Tidak ada pemaksaan perasaan, dari awal sampai akhir cerita.

That's it. 
Mau di rating ya? 
4 out of 5 stars.
Good.


KAKI

Pagi itu, disaat langit masih gelap, seperti biasanya, Bubu dan Ayah pergi berolah raga di lapangan sepakbola di ujung kampung. Hujan lebat ...