Rabu, 20 Juli 2022

MEDIEVAL TIMES DINNER AND TOURNAMENT

 



Day 4, Thursady.
We were still on jetlag. Or, it was me.

Pukul 5 sore, sesudah kelas, kami diminta mempersiapkan diri untuk pergi ke suatu tempat. Ada 4 atau 5 School Bus sudah menunggu kami di depan lobby Hotel NIU. Kami pun bergegas memilih bis mana yang akan kami tumpangi.

As usual, aku menghitung siswa yang aku dampingi. 2 orang cowok berada satu bis denganku dan 3 orang cewek bergabung dengan tim Malaysia dan Singapura.
Bus sekolah berwarna kuning itu segera membawa kami keluar dari lingkungan NIU. Gedng-gedung tua peninggalan-entah tahun berapa-segera kami tinggalkan. 

Entah berapa jarak yang kami tempuh, karena aku segera tertidur ketika bus mulai bergerak. 

I have told you, I was still on jet lag. 

Karena begitu bus berhenti, aku pun terbangun dan mendapati sebuah gedung dengan fasad-tampilan muka-ala-ala kastil. 
Aku masih berfikir kalau kami berada di lingkungan kastil atau bangunan tua seperti halya gedung-gedung di NIU. Tapi ternyata, tidak.
Kami bukanah sautu-satunya rombongan yang datang ke gedung tersebut. Ada banyak rombongan lain yang datang bersama kami, sehingga kami harus antre memasuki bagian dalam gedung yang ternyata adalah sebuah arena. Ya, di dalam gedung tersebut terdapat sebuah arena berbentuk oval yang dikelilingi oleh meja-kursi disepanjang tepiannya dan menghadap ke arah arena.
Kami segera menuju kearah yang di tunjukkan oleh para waiter dan waitress. Pada bagian ujung lapangan, di dekat sebuah mimbar.
Setelah kami duduk, para waiter tadi menawari kami beberapa menu.
"We have dragon egg with and dragon leg foe the main course, and soup for the appertizer. And there are soda for the beverage.

Telur naga dan kaki naga?
Ih, wow.

Aku sangat penasaran dengan menunya.
Dan sangat terkejut melihat apa yang di sajikan kemudian.
Ada sebuah kentang utuh panggang besar yang masih di balut alumunium voil, yang katanya, dragon egg, hahaha...
dan potongan kaki ayam yang sangat besar, Itu dragon leg ya? 
Ada-ada saja.
Sesaat kemudian, pertunjukanpun segera di mulai. Seluruh penerangan di arena besar tersebut di matikan selama beberapa saat. Sebuah lampu menyorot ke arah mimbar di ujun arena, tempa timana para Raja dan Ratu berada. Ya, live show ini adalah sebuah pertunjukan berlatar abad pertengahan dimana terdapat raja, ratu, dan para kesatria. Pertunjukan tersebut mencerkan tentang perjuangan seorang kesatria dalam memenangkan hari putri pujaan harinya melalui sebuah sayembara. 

Orang Amerika selalu punya cara untuk akhir dari sebuah cerita. Yah, ending pertunjukan tersebut sungguh berbeda dari ekspektasiku.
jangan tanya ceritanya tentang apa. Aku sudah lupa, hahaha.

Well, semua hal ini selalu membuatku bersyukur. Bersyukur atas kesempatan mengunjungi tempat yang jauh dan indah.
Selalu bersyukurlah agar Allah juga selalu menambah nikmatmu.

Cheers!


KAKI

Pagi itu, disaat langit masih gelap, seperti biasanya, Bubu dan Ayah pergi berolah raga di lapangan sepakbola di ujung kampung. Hujan lebat ...