Selasa, 14 Oktober 2025

The Band


Band legend itu akan melakukan konser di Semarang. Wow! Siapa pun yang pernah muda pastilah ingin hadir dan menyanyi bersama band legend mereka. Begitupun aku.
Aku ingin berada disana dan meluapkan semua emosi bersama lagu yang pernah memenuhi hati dan otakku, yang mengiringi setiap kisah remaja dewasaku.

But do you know what I do to get the ticket? Nothing. 

Aku bukanlah seorang pejuang yang akan mempertaruhkan hidupku untuk sesuatu yang 'hanya lewat'.

So, you know, I am not a big fan of it.

Sampai suatu saat aku melihat postingan status seorang teman. Terlihat dua utas strap bertulis premium dan VVIP. 

Iseng, aku menuliskan komentar, "War tiket, nih."
Tak lama, diapun menjawab, "Tapi belum di acc pak Su, Bund.. (emot nangis)"
"BTW, ada sisa tiket gak?"
"Mau Bund?"
"Bentar, tak ijin Pak Su dulu," jawabku agak ragu.

Akupun mendekati suamiku yang sedang asyik nonton youtube tentang seorang nenek dermawan di china yang mengolah apapun yang ada di sekelilingnya menjadi makanan yang terlihat sedap dan membagikannya kepada tetangga-tetangganya.

"Yah.." rayuku.
"Hm.." jawabnya.
"Bunda Dwi mo ngajak nonton the legend band.." Kataku pelan. Aku berhenti sejenak.
"Ayah mau nggak, nonton sama Bubu?"
"Dan ngelihatin Bubu, terika-teriak kesetanan ngelihat vokalisnya gitu?" Jawabnya diluar dugaanku. Biasanya dia sih OK saja dengan apa mauku. Aku kaget.
"Dimana harga diri ayah, melihat istrinya mengagumi laki-laki lain?"
Eh...
Die cemburu...


Tidak ada komentar:

KAKI

Pagi itu, disaat langit masih gelap, seperti biasanya, Bubu dan Ayah pergi berolah raga di lapangan sepakbola di ujung kampung. Hujan lebat ...